Badung – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menyebut pengembangan industri halal di bidang fesyen muslim belum tergarap maksimal. Padahal, potensi industri busana muslim sangat besar. Agus menyebut Indonesia saat ini berada di peringkat 9 di bawah negara-negara Asia seperti India, Bangladesh, dan Vietnam.
“Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy yang dirilis Dinar Standard, belanja busana muslim global pada tahun 2022 mencapai USD 318 miliar dan diperkirakan akan tumbuh menjadi USD 428 miliar (Rp 6.670 triliun) pada tahun 2027. Sayangnya Indonesia belum maksimal memanfaatkan ini,” kata Agus saat melakukan ground breaking pembangunan Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPFIK) di Kuta, Badung, Bali, Jumat (13/12/2024).
Dalam sambutannya, Agus menyebutkan industri fesyen dan kriya saat ini memiliki peran yang strategis dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Selain itu, dia berujar, industri tersebut juga menyerap tenaga kerja.
“Oleh karena itu, pengembangan industri fesyen dan kriya di Bali sangat relevan. Tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dalam upaya memperkuat identitas budaya Indonesia yang kental,” ujar Agus.
Agus menyebut para pelaku industri kecil menengah (IKM) di Indonesia, khususnya Bali, akan terserap secara maksimal dengan adanya gedung BPFIK tersebut. Ia mengeklaim 97 persen produk dalam negeri (PDN) akan terserap dengan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 58,36 persen.
Politikus Partai Golkar itu berharap pembangunan BPFIK yang berlokasi di kawasan Kuta, Bali, itu dapat menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional. Dengan begitu, dia melanjutkan, produk-produk unggulan hasil IKM Indonesia bisa merambah pasar global.
“Saya ingin BPIFK dapat memaksimalkan peranannya sebagai showcase yang menarik untuk memasarkan produk-produk unggulan hasil IKM Indonesia, khususnya ke pasar global. Terlebih di tengah persaingan global yang semakin ketat,” pungkas Agus.
Sumber: Detik.com