Jakarta – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, untuk pertama kalinya Indonesia akan mengekspor mobil ke Australia dalam waktu dekat.
Hal tersebut disampaikannya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (2/2/2022).
Dijelaskan Menperin Agus, langkah tersebut akan menjadi sejarah baru bagi industri otomotif Tanah Air karena untuk pertama kalinya menjajaki pasar Australia yang memiliki standar cukup ketat.
“Saya ingin laporkan juga satu hal yang sangat menggembirakan, insya Allah sebentar lagi dan ini sejarah bahwa Indonesia akan pertama kali melakukan ekspor mobil ke Australia,” katanya.
“Ini perjuangan kami yang sangat panjang. Karena ini memang keputusan boleh mengekspor atau memperluas negara ekspor tidak di tangan kami tapi di tangan prinsipal. Kalau untuk melakukan ekspor untuk kendaraan-kendaraan berbasis produsen Jepang, itu keputusannya ada di Tokyo,” tambah Menperin Agus.
Dia optimistis, ekspor perdana mobil rakitan Indonesia ini bisa dilakukan sebelum kuartal I 2022.
“Pertama kali dalam sejarah mengirim mobil buatan Indonesia yang lokal kontennya sudah di atas 60% untuk pasar Australia,” kata Agus.
Hanya saja, ia belum ingin menyebut secara rinci siapa saja merek mobil yang melakukan penetrasi pasar ke sana. Tapi dari beberapa komunikasi sebelumnya, ada dua kandidat yaitu Toyota dan Mercedes-Benz.
Agus menambahkan, dirinya memang menargetkan memperluas pangsa pasar ekspor otomotif Indonesia termasuk ke pasar Australia yang dikenal sulit ditembus.
“Pasar Australia ini, selain sulit mendapatkan izin prinsipal dari Tokyo, juga karena Australia mempunyai standar yang sangat tinggi, seperti Euro 4,” ujar Menperin.
Adapun perluasan pasar otomotif ke Australia, diakui memang beberapa kali sudah masuk target Kementerian Perindustrian. Terlebih, Indonesia memiliki perjanjian perdaangan strategis yaitu Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Melalui IA-CEPA, seluruh produk ekspor RI yang masuk ke Negeri Kanguru tersebut dikenakan tarif nol persen. Sehingga, ada peluang meningkatkan sektor otomotif nasional.
Sumber : Industry.co.id