Jakarta, Menteri Perindusterian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita belum lama ini mengemukakan bahwa ekspansi sektor manufaktur masih terus meningkat.
Hal tersebut menurutnya tercermin dari sejumlah kinerja sektor manufaktur yang makin membaik, seperti realisasi investasi, serapan tenaga kerja, capaian ekspor, kontribusi manufaktur terhadap PDB hingga Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur.
“Sepanjang tahun 2021, investasi sektor manufaktur mencapai Rp325,4 Triliun. Angka tersebut melewati target capaian investasi manufaktur yang diproyeksikan Kemenperin sebesar Rp280 triliun hingga Rp290 Triliun,” ujar Menperin Agus dalam keterangannya seperti dikutip redaksi INDUSTRY.co.id pada Rabu (15/2/2022).
Sejatinya capaian investasi tersebut meningkat tajam dibanding realisasi tahun 2020 yang sebesar Rp272,9 Triliun serta tahun 2019 yang hanya sebesar Rp215,9 Triliun.
Menurut Menperin, peningkatan investasi yang terjadi ini juga erat kaitannya dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja di tanah air.
Dimana tercatat sepanjang tahun 2021 lalu terdapat tenaga kerja baru sebanyak 1,2 juta orang, sehingga jumlah total tenaga kerja disektor manufaktur ini menjadi 18,7 juta orang.
“Jumlah ini meningkat sekitar 7% dari total tenaga kerja pada 2020 yang sebesar 17,48 juta orang,” tandas Menperin.
Sementara itu, dari sisi ekspor, sektor padat karya ini juga memberikan kontribusi paling besar pada tahun 2021 lalu.
Dimana nilai ekspor manufaktur pada periode tersebut tercatat mencapai USD177,10 Miliar atau menyumbang hingga 76,49% dari total ekspor nasional.
Capaian tersebut sendiri meningkat dari angka ekspor manufaktur pada tahun 2020 yang sebesar Rp131 Miliar maupun tahun sebelum adanya pandemi atau 2019 yang berada di angka Rp127,38 Miliar.
Selain itu, kontoribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
“Dimana pada 2021, sektor industri mencatatkan PDB sebesar Rp2.946,9 Triliun, meningkat dari tahun 2020 yang mencapai Rp2.760,43 Triliun,” ujar Menperin.
Kemudian, angka PMI manufaktur Indonesia di sepanjang tahun 2021 juga terus berada pada level ekspansif.
Bahkan, PMI Manufaktur Indonesia beberapa kali memecahkan rekor angka tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 53,2 di bulan Maret, lalu 54,6 di bulan April, 55,3 di bulan Mei, dan puncaknya 57,2 di bulan Oktober tahun 2021.
Hal ini menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur Indonesia, yang terus berlanjut hingga tahun 2022, dengan angka PMI sebesar 53,5 pada Januari lalu.
Menurut IHS Markit, kondisi permintaan secara umum menguat, yang mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan aspek ketenagakerjaan.
Peningkatan permintaan yang mulai pulih merupakan indikasi fondasi penting yang mendorong pemulihan sektor industri.
“Indikator-indikator tersebut menunjukkan bahwa sektor industri terus berekspansi, bahkan terdapat beberapa sektor yang meningkat performanya di tengah pandemi,” terang rilis IHS Markit.
Sumber : Industry.co.id