Menperin: Gandeng Perusahaan Taiwan, Proyek CCU Petrokimia Gresik Mulai Uji Coba

0

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan proyek uji coba (pilot project) penerapan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) sudah dimulai. Salah satunya bermanfaat untuk produksi soda ash (natrium karbonat).

Agus menyebut, uji coba proyek telah dimulai sejak 4 bulan lalu, dikerjasamakan dengan perusahaan asal Taiwan, UWin Resources Regeneration Inc, bersama anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Petrokimia Gresik.
“Teknologi CCU sudah ada, kami bekerja sama dengan salah satu perusahaan dari Taiwan, karena ini kumparan, saya buka saja perusahaan yang namanya UWin dari Taiwan. Kami kerja sama dengan salah satu perusahaan BUMN PT Petrokimia,” jelasnya saat acara kumparan Green Initiative Conference di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (18/9).
Agus menjelaskan, teknologi CCU tersebut diterapkan dalam proses produksi PT Petrokimia Gresik, khususnya di cerobong asap.

Dia mencatat uji coba CCU ini sudah menunjukkan data penurunan emisi mencapai 65 persen.
Selain itu, dia mengungkapkan teknologi CCU dari perusahaan Taiwan ini relatif murah, sehingga dia berharap tidak ada lagi narasi bahwa upaya menuju pengembangan industri hijau butuh biaya dan investasi yang besar.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menjawab pertanyaan awak media dalam kumparan Green Initiative Conference 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menjawab pertanyaan awak media dalam kumparan Green Initiative Conference 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (18/9/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Teknologi ini sudah proven dan murah. Belum lagi kalau kita bicara dari teknologi ini, pengurangan dari air pollutant atau polusi udara itu bisa saya sampaikan dalam uji cobanya sekitar 70-an persen sampai 80 persen bisa dikurangi dari satu pabrik,” ungkap Agus.

Agus menambahkan, produksi turunan dari proyek CCU tersebut bisa menghasilkan soda ash, atau biasa disebut dengan caustic soda. Saat ini, Indonesia merupakan importir soda ash dengan nominal yang sangat besar.

Adapun proyek uji coba CCU tersebut sudah dimulai dan akan berlangsung dalam dua bulan ke depan. Selanjutnya, pemerintah akan membuat kerangka regulasi (regulatory framework) terkait proyek CCU.
“Kita bisa bayangkan nanti kalau regulatory framework-nya kita sudah siapkan, mewajibkan para pelaku industri untuk menerapkan CCU, berapa besar produk soda ash dan caustic soda yang bisa kita produksi, yang nanti akan menjadi substitusi impor yang akan mengurangi beban impor kita,” tutur Agus.

“Jadi ini masih dalam proses, karena masih trial and error baru 3-4 bulan, nanti kalau sudah betul-betul kami yakin mungkin 6 bulan, baru nanti kami secara resmi akan kami perkenalkan ke publik,” imbuhnya.

Buka Potensi Gandeng Mitra Lain

Ditemui usai acara, Agus menjelaskan uji coba ini diharapkan dapat menjawab berbagai persoalan, misalnya terkait biaya proyek hingga berapa besar penurunan emisinya. Ke depannya, dia membuka potensi ada mitra lain untuk proyek CCU selain dari Taiwan.

“Kita baru piloting dengan satu company saja, jadi nanti kita akan welcome, nanti benchmarking kalau bisa 65 persen dengan harga yang relatif murah, ya itu harapan kami bahwa perusahaan-perusahaan yang provide teknologi yang sama CCU itu bisa, either menurunkan harga, bersaing dengan harga yang ditawarkan oleh Taiwan, tetapi juga dia juga bisa menurunkan emisi dengan level yang lebih baik dibandingkan yang Taiwan,” jelas Agus.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyampaikan sambutan dalam kumparan Green Initiative Conference 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyampaikan sambutan dalam kumparan Green Initiative Conference 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Agus mengatakan, rata-rata penurunan emisi karbon dari teknologi CCU milik perusahaan Taiwan ini sudah stabil di kisaran 65 persen. Dia berharap ada perusahaan lain yang bisa melampaui angka tersebut.

Dia juga menyebutkan, secara paralel dengan persiapan kerangka kebijakan, pembiayaan proyek ini juga bisa disiapkan melalui platform Green Industry Service Company (Gisco).
“Nanti akan kita siapkan regulatory framework-nya, nanti pembiayaan transformasinya juga kita siapkan melalui Gisco, sehingga mudah-mudahan semuanya akan in place tinggal berjalan,” tandas Agus.

Sumber: Kumparan.com

Share.

About Author

Timred-Agk

Leave A Reply