Jakarta Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Daya saing industri TPT di Tanah Air didukung dengan struktur industri yang telah terintegrasi dari hulu hingga hilir, serta semakin kompetitif dengan tingginya permintaan dari dalam negeri serta ekspor.
Industri Tekstil dan Produk Tekstil juga berkontribusi menyerap tenaga kerja sebesar 3,65 juta orang berdasarkan data pada Agustus 2021.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjadikan industri TPT sebagai salah satu prioritas pengembangan dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Pengembangan industri TPT melalui industri 4.0 bertujuan meningkatkan daya saing industri tekstil dalam negeri dengan memanfaatkan teknologi yang mampu memproduksi tekstil sandang maupun tekstil untuk kebutuhan yang lebih spesifik
“Merunut sejarah, industri tekstil modern Indonesia diawali dengan berdirinya Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) pada tahun 1922. Artinya telah mencapai satu abad atau 100 tahun di tahun 2022 ini,” jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (14/7).
“TIB merupakan cikal bakal institusi pelayanan jasa industri di lingkungan Kemenperin, yaitu Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil yang juga berlokasi di Bandung, yang juga membidani pendidikan vokasi tekstil tertua di Indonesia yang sekarang bernama Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung,” lanjut dia.
Menperin menyampaikan, perjalanan 100 tahun industri TPT di Indonesia merupakan momen untuk terus meningkatkan kinerja sektor ini.
Dalam usia yang matang, industri TPT diharapkan terus berkembang dengan inovasi melalui ruang-ruang aplikasi baru dan cara-cara baru dalam proses manufaktur.
Industri TPT juga berhadapan dengan persoalan lingkungan yang mendorong penerapan ekonomi sirkular melalui konsep sustainable textile and fashion.
Sumber: liputan6.com